Jumat, 30 Mei 2014






1. Memotret (lah) dengan benar

kalau hasil fotonya sudah benar, misal foto tidak over atau under, editing akan lebih mudah,
tapi kalau foto kita misalnya sudah under, dalam proses editing, kita perlu menaikan shadow nya supaya jadi lebih terang, yang otomatis akan memunculkan noise yang berlebihan
begitu juga dengan foto yang over.. walau kita edit pun, gambar yang terlalu over dan tidak terekam oleh sensor, hasilnya sudah tidak bisa terselamatkan.
jadi pertama memang file awalnya must benar dulu :roll:

dan salah satu keunggulan era fotografi digital adalah fasilitas hasil yang bisa kita lihat saat itu juga dan fasilitas histogram.
jadi kita bisa langsung mengetahui foto yang kita hasilkan sudah "sesuai" atau masih ada yg kurang pas
kalau kurang pas tinggal kita foto ulang lagi

2. sering sering melihat referensi gambar bagus :oops:

saya masih sering melihat lihat beberapa foto landscape karya fotografer lainnya untuk referensi sebelum mulai bepergian ke suatu lokasi.
ada kata bijak yang lupa darimana saya denger, "kita mulai belajar dari mempelajari hasil orang lain, sehingga akhirnya terasah kepekaan kita untuk bisa menghasilkan karya yang sesuai dengan jiwa kita"

jadi tidak usah malu kalau sekarang kita masih melihat hasil kita "kalah bagus" dibanding foto foto teman lainnya.
pelajari bagaimana cara mereka menentukan komposisi, dari sudut mana kira kira mereka mengambil foto tersebut, komposisi apa yang masih bisa kita perbaiki untuk menghasilkan foto yang berbeda dari yang sudah ada, peralatan apa saja yang perlu dibawa, dll

beberapa situs online yang sering saya kunjungi antara lain : fotokita.net, fotografer.net, flickr.com, 1x.com, landscapeindonesia.com (hahaha. yg terahkir ini promosi terselubung :p)
selain itu saya juga sering membuka buka beberapa majalah fotografi baik luar maupun lokal untuk mencari inspirasi

3. peralatan yang mendukung

fotografi digital sekarang ini dibanjiri dengan tehnologi yang sangat banyak membantu kita dalam menghasilkan foto foto yang indah.
ada banyak peralatan yang tersedia terkadang membuat kita bingung dalam memilih (terutama kalau budget mepet seperti saya :D)

peralatan standart yang biasa dipake para landscaper untuk memotret di lapangan antara lain :

kamera
tergantung budget kita, ada banyak pilihan mulai dari yang entry level sampai yang kelas profesional.
kamera poket keluaran terbaru pun banyak yang sudah mulai bisa diandalkan sebagai kamera alternatif untuk memotret landscape
saya sendiri masih setia dengan kamera entry level canon 450D dan sekarang bertambah dengan kamera poket canon S95 yang menemani setiap perjalanan saya

lensa
pilihan lensa yang beragam di satu sisi membuat kita mempunyai kebebasan memilih yang terbaik
tapi dengan budget yang minim kita harus pintar pintar mencari yang terbaik yang sesuai budget yang kita punya :D
mulai dari lensa fix bukaan lebar yang mempunyai kualitas prima tapi dengan banderol harga yang membuat dompet langsung terasa tipis :p
lensa zoom yang lebih murah dengan banyak pilihan mulai dari yang zoom pendek hingga ultra zoom

lensa yang biasa dipergunakan untuk memotret landscape adalah lensa wide (maupun ultra wide) karena bisa untuk mengambil keindahan pemandangan alam yang luas dalam satu bidikan
lensa kits bawaan kamera pun sebenarnya kalau dimaksimalkan penggunaaannya akan juga bisa mendapatkan hasil yang tidak kalah dengan lensa lain yang lebih mahal
saya sendiri di dalam tas selalu membawa 2 lensa, canon 10-22 mm dan canon 70-200 mm

tripod
salah satu peralatan "berat" yang terkadang malas kita bawa kalau melakukan perjalanan jauh :D
padahal fungsinya untuk memotret landscape cukup banyak, terutama untuk pemotretan malam, sore maupun pagi dini hari.
selain untuk memastikan hasil foto kita bebas goyang dombret juga untuk menghasilkan gambar gambar "tidak biasa" dengan balutan slow speed nya

untuk tips pemanfaatan tripod silakan dibaca langsung di sini :
> > > Memaksimalkan Tripod dan Cable Release < < <

filter
media kecil ini juga cukup berperan untuk menghasilkan foto foto "bagus"
pilihan filter mulai dari filter CPL untuk lebih "membirukan" langit, mengatur saturasi warna dan juga pantulan pada permukaan air / cermin
filter GND untuk mengatasi perbedaan exposure antara bagian atas dengan bawah
filter ND untuk mengatur kepekatan cahaya yang masuk ke lensa biasanya dipergunakan untuk memotret dengan kecepatan lebih rendah

beberapa filter yang setia berada di dalam tas kamera saya antara lain
filter CPL, filter GND, filter ND dan filter UV

Assesoris pendukung
beberapa peralatan pendukung yang tidak ada salahnya untuk kita bawa selama berburu keindahan alam antara lain
cable release : untuk menghindari goyangan waktu menekan shutter maupun untuk pemotretan bulb
flash : terutama untuk yang menggemari fotografi landscape di waktu malam
selain itu peralatan pendukung dalam proses post processing juga sangat berperan :

CPU yang powerful
komputer yang mempunyai prosesor quad core dan kapasitas memory yang besar akan sangat membantu dalam proses editing file file yang besar

LCD layar lebar
lcd yang bertehnologi IPS sangat cocok untuk digunakan dalam proses editing dibanding yang menggunakan tehnologi TFT.
selain itu semakin lebar layar nya semakin mempermudah kita untuk mengedit gambar dalam resolusi yang besar.

dulu waktu saya masih sering melakukan proses editing dengan menggunakan laptop beberapa kali saya menemukan warna yang tidak konsisten bahkan cenderung over saturasi :p

Software pengolah gambar
ada banyak software pengolah gambar yang tersedia saat ini
mulai dari photoshop yang powerful tapi dibanderol dengan harga sekelas lensa gelang merahnya canon
sampai ke software gratisan seperti picasa, gimp

4. format RAW

kalau memang berniat untuk melakukan post processing pada foto landscape kita,
disarankan untuk mengunakan format mentah RAW karena menyimpan data lebih banyak dan lebih detail dibanding bila menggunakan format JPG yang sudah bisa dibilang file jadi.
selain itu format RAW juga masih bisa "lebih diselamatkan" apabila sedikit over maupun under.

memang ada beberapa kelemahan dalam menggunakan file RAW :

ukuran yang besar, untuk kamera canon 450D saya memakan 14.1  mb per file.
proses yang lebih lambat dalam memotret. sangat terasa apabila kita memotret menggunakan mode burst (memotret continue) dimana delay busy setelah beberapa foto akan sangat mengganggu
butuh proses editing lanjutan untuk mendapatkan hasil terbaik dari file RAW tersebut yang ujungnya akan menambah waktu pemrosesan

5. workflow editing

kalau anda menggunakan file RAW seperti yang saya sebutkan di atas, maka butuh proses editing lebih lanjut.
saya sendiri lebih banyak menggunakan adobe camera raw (ACR) untuk membantu proses editing
karena fasilitasnya lebih mudah digunakan dibanding dengan canon DPP

walau memang hasil awal apabila menggunakan DPP sudah terlihat lebih bagus dibanding ACR
tapi kalau diproses hasil ACR juga tidak kalah dan terkadang bisa lebih bagus dibanding DPP

setelah dirasa cukup bagus di ACR setelah itu masuk ke photoshop biasanya untuk resize dan juga menambah sharpness

0 komentar:

Posting Komentar